Siapa yang tak kenal dengan
Bung Karno?
Proklamator Negara tercinta Indonesia, bapak bangsa, sang orator ulung.
Terlahir dengan nama Koesno Sosrodihardjo pada 6 Juni 1901 di Surabaya,
Jawa Timur. Sang pencetus Pancasila ini diakui sebagai sang orator
ulung yang tiap pidato-pidatonya mampu menggemparkan dunia, menyulut
semangat rakyat, dan membangkitkan gelora di dada.
Dari mulut Bung Karno pun meluncurlah berbagai kata-kata mutiara dan kata kata bijak yang pantas untuk di dengar dan di renungkan. Berikut ini adalah kumpulan beberapa kata kata bijak dari sosok pemimpin yang begitu karismatik tersebut.
Kata Kata Mutiara Bijak Bung Karno
Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.
Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat
nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk
mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno)
Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang Presiden
sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah
kekuasaan rakyat. Dan di atas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha
Esa.
Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk
berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak
akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya. (Pidato Hari Pahlawan 10 Nov.1961)
Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.
Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa,
tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka. (Pidato HUT
Proklamasi 1963 Bung Karno)
Kemerdekaan hanyalah diperdapat dan dimiliki oleh bangsa yang jiwanya
berkobar-kobar dengan tekad Merdeka, – Merdeka atau mati !
Kita ingin mendirikan satu Negara "semua buat semua", bukan satu Negara
untuk satu orang, bukan satu Negara untuk satu golongan, walaupun
golongan kaya. Tetapi kita mendirikan Negara "semua buat semua"
Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan
Tokh diberi hak atau tidak diberi hak, tiap-tiap bangsa tidak boleh
tidak, pasti akhirnya bangkit menggerakkan tenaganya, kalau ia sudah
terlalu merasakan celakanya diri teraniaya oleh satu daya angkara murka.
Jangan lagi manusia, jangan lagi bangsa walau cacingpun tentu bergerak
berkelegut-kelegut kalau merasakan sakit.
Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan.
Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa
pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali. (Pidato HUT Proklamasi,
1949 Soekarno)
Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna.
Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita belum
selesai! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat.
(Pidato HUT Proklamasi, 1950 Bung Karno)
Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu :
"Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma
biamfusihim". "Tuhan tidak merubah nasib sesuatu bangsa sebelum bangsa
itu merubah nasibnya" (Pidato HUT Proklamasi, 1964 Bung Karno)
Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau
adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang
akan datang. (Pidato HUT Proklamasi 1966, Soekarno)
Apakah Kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri
kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri,
kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah
Rakyat Gotong Royong. (Pidato HUT Proklamasi, 1966 Bung Karno)
Aku Lebih suka lukisan Samudra yang bergelombangnya memukul,
mengebu-gebu, dari pada lukisan sawah yang adem ayem tentrem, "Kadyo
siniram wayu sewindu lawase". (Pidato HUT Proklamasi 1964 Bung Karno)
"Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika
dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak
yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka
tak dapatlah terbang burung itu sama sekali".
Jangan Sekali kali meninggalkan Sejarah !
Belum pernah nama Indonesia ini begitu tingginya seperti Mercusuar daripada umat manusia di dunia ini (pidato bung karno 1964)
Tunjukkan bahwa kita masih memiliki gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.
Itulah sedikit untaian
kata mutiara bijak Bung Karno yang begitu menggelora dan menggetarkan dada serta menumbuhkan rasa Nasionalisme. Merdeka !