Istilah
through ball, atau umpan terobosan, dikenal sebagai
passing
yang membelah pertahanan lawan dengan meletakan bola ke daerah kosong
pertahanan lawan. Pemain yang menerima umpan kemudian harus berlari
sekencang mungkin menuju arah bola agar dapat memenangkan perebutan bola
dengan pemain bertahan lawan.
Through ball memiliki dua jenis, yaitu
Straight Through Ball dan
Diagonal Through Ball, yang dilihat dari area saat umpan dilakukan. Biasanya, tim-tim yang memiliki catatan
through ball baik
cenderung memfokuskan pada sisi serangan di bagian tengah. Hal ini
dikarenakan mengirimkan umpan terobosan melalui sisi lapangan sangat
berbahaya. Sangat riskan jika umpan, yang akan berbentuk diagonal, dapat
dipotong pemain lawan. Maka umpan terobosan paling aman dilakukan
melalui tengah yaitu berupa
straight through ball.Di Eropa, Juventus dan Barcelona jadi tim yang mempunyai jumlah
through ball per game tertinggi (8
through ball/game)
dengan diikuti dominasi bermain melalui tengah lapangan. Juventus
mencatat 35% dan Barca 34% serangan dari tengah. Kemudian Roma berada di
posisi kedua penghasil 7
through ball per
game dengan dominasi tengah lapangan sebesar 35%.
Namun ketiga tim di urutan selanjutnya, Madrid, Napoli dan Southampton, sanggup menghasilkan jumlah
through ball tinggi melalui permain sisi lapangan. Di Real Madrid, Angel di Maria yang bermain sebagai
winger jadi pemain yang muncul di peringkat 10 besar penghasil
through ball dengan total 39 kali umpan terobosan. Sedangkan Napoli menyumbang Hamsik dengan 47
through ball-nya.
Anomali SouthamptonDari
data pemain penghasil umpan terobosan ini, Southampton jadi tim yang
menarik untuk diamati. Tim ini masuk di urutan kedua penghasil
through ball terbanyak
sejauh musim ini. Akan tetapi, tidak ada satu pun pemain Southampton
yang masuk daftar 10 besar, bahkan 20 besar, pembuat
through ball terbanyak di Eropa.
Jika ditelusuri lebih lanjut, Rickie Lambert, akan muncul sebagai pemain yang menghasilkan jumlah
through ball tertinggi
di Southampton dengan jumlah 39. Kendati demikian, pemain yang juga
menjadi pencetak gol terbanyak bagi Southampton ini punya kekurangan
mendasar dalam hal
through ball: akurasi. Menurut catatan statistik, rataan produksi
through ball tinggi yang dibuat Lambert tak sebanding dengan rataan akurasi through-ball yang hanya mencapai 0,3%
through ball per
game. Hal ini menggambarkan bahwa dalam skema permainan Southampton Lambert dapat berperan sebagai
false nine. Ia bertugas mengecoh pertahanan lawan dan memberikan ruang bagi
second line yang
dikomandoi oleh Gaston Ramirez untuk beranjak naik memanfaatkan celah
yang ditinggalkan defender lawan yang sudah berhasil ditarik Lambert ke
luar dari posisinya.
Rataan
through-ball per
game Lambert ini cukup masuk jika dikaitkan dengan peranannya sebagai
false nine ini. Terlebih jika kita memperhatikan bagaimana Lambert ternyata juga menjadi pemain yang menghasilkan
key passes tertinggi di Southampton.
Kembalinya Peran TrequaristaDari tabel tim-tim penghasil
through ball
teringgi di atas, terdapat lima tim dari Italia, paling banyak di
antara liga di Eropa lainnya. Fenemona ini juga menarik untuk dicermati,
terutama menempatkan statistik tersebut dalam konteks taktik dan
strategi permainan masing-masing tim.
Jika diamati dari pemilihan taktiknya, lima tim asal Italia yang masuk ke dalam daftar 10 tim dengan rataan
through ball
terbanyak itu mayoritas memakai lima pemain tengah dan dua striker --
dengan pelbagai variasi formasinya, tentu saja. Bukan tak mungkin jika
diajukan hipotesis kalau hal itulah yang membuat produksi through ball
mereka jadi semakin meningkat.
Hal ini dikarenakan pemain tengah
memiliki banyak pilihan untuk melepaskan through ball ke arah dua
striker di depan. Atau, dalam formasi 3-5-2, tak jarang juga salah satu
pemain depan turun sedikit ke belakang guna memberi ruang pada
target-man.
Cara-cara seperti ini bisa membantu tim untuk membuat ruang kosong di
wilayah pertahanan lawan sehingga mudah untuk memberi umpan terobosan.
Di Italia
through ball yang umumnya dilakukan oleh pemain tengah kini telah berganti. Dua nama teratas dari data statistik yang dimuat oleh
whoscored.com bukan diisi pemain tengah. Francesco Totti menjadi pemain dengan jumlah
through ball tertinggi sebanyak 69 (36 diantaranya akurat). Namun, saat dilatih oleh Zdenek Zeman, Totti sendiri lebih banyak berposisi di
left forward. Demikian pula dengan Antonio Cassano. Pemain yang menghasilkan 50
through ball (22 akurat) ini biasa berperan sebagai
second striker. Jika kita mengurut nama-nama penghuni lima besar penghasil
through ball,
akan muncul nama pemain seperti Totti, Cassano, Pirlo, Hamsik, dan
Vucinic. Mereka adalah pemain-pemain yang mampu bermain sebagai
trequartista. Dari data di atas terlihat seolah peran
trequartista, yang cenderung hilang di Italia, bisa kembali hidup.
Posisi baku seorang
Trequartista adalah
attacking midfielder atau
second striker. Tapi dalam permainan ia menjelma jadi pemain serba bisa. Seorang
trequarista bisa berperan untuk membuka celah dengan
passing seperti seorang
playmaker, mendribel dan melakukan pergerakan tanpa bola seperti
deep lying forward, ataupun bergerak naik dari
second line seperti
inside forward. Bahkan ia mempunyai kemampuan
finishing sebaik seorang
target man.Trequartista tidak
menjemput bola, namun terlihat seperti menjemput bola karena dia
menunggu tepat di tiga perempat lapangan. Memang, di area lapangan
inilah ia akan lebih banyak beroperasi. Hal inilah yang dilakukan oleh 5
pemain tersebut. Mereka akan dengan mudah melepaskan umpan terobosan
jika menunggu bola di daerah perempat.
Passing Pendek Menentukan?Lantas apa yang membuat sebuah tim menghasilkan jumlah
through ball yang tinggi itu banyak menggunakan 5 pemain tengah?
Salah satu kemungkinannya adalah produksi umpan-umpan pendek. Semakin banyak memproduksi
short passes, maka tim tersebut akan berpeluang besar melakukan
through ball. Contohnya Juventus dan Barcelona. Selain penghasil
through ball teringgi, mereka juga yang melakukan
short passes per
game terbanyak di masing-masing liga.
Di Liga Inggris, Arsenal menjadi penghasil
short passes tertinggi sekaligus tim kedua penghasil umpan terobosan terbanyak dengan jumlah 6
through ball per
game.
Hal ini berbeda dengan Southampton yang memiliki catatan umpan
terobosan terbanyak di Inggris, namun jumlah umpan pendek sangat minim.
Ini bisa disebabkan sedikitnya penguasaan bola Southampton sehingga
berimbas pada rataan
short passes. Ini juga yang kemungkinan membuat produksi
through ball Southampton yang tinggi itu tidak diikuti dengan akurasi
through ball-nya.